I LOVE THOSE RANDOM MEMORIES, SO I PUT IT INTO WORDS
Showing posts with label Lovelife. Show all posts
Showing posts with label Lovelife. Show all posts

Tuesday, August 22, 2017

KAPAN KAMU NIKAH?

" Marriage is not a noun, it's a verb"

Artikel ini didedikasikan untuk geng Rumpisrempongs, yang selalu kepo dan rempong setiap saat. Meski kita tidak selalu bisa bertemu tiap bulan, tapi setidaknya komunikasi masih tetep jalan. Pertemanan tidak akan hilang kalaupun kau tidak sering bertemu temanmu kan? It still there and you know they’re alright. Ya sudah, cukup berbijaknya, sekarang back to topic mengapa saya mendedikasikan tulisan ini ke geng saya satu itu, karena mereka kepo kenapa saya mau menikah. Hahaha…bagi sebagian reader pasti merasa aneh kan? Orang bahagia mau menikah, bukannya seneng, kenapa malah ditanyai kenapa mau nikah. Eits, bukan begitu, mereka excited banget saat saya bilang mau menikah dan mendaulat mereka jadi bridesmaid saya, excited yang tipenya gak karuan, chat penuh dengan emoji dan stiker, lalu kata-kata lebay “jangan tinggalkan aku”. Hahaha.. memangnya aku mau daftar jadi astronot ke Mars. Salah satu teman saya di Rumpisrempongs memiliki banyak pertanyaan yang ada di kepalanya yang dia bilang hanya sekedar ingin tahu saja, tapi saya sih gak percaya, masa kepo kebangetan gitu cuma sekedar ingin tahu. Saya yakin dia ada maksud tersembunyi dibalik bertanya ini itu pada saya, apa dia ingin menyusul saya menuju jenjang pelaminan? Haha..kita tunggu saja kabar dari dia. Teman saya (Ms Fish) dan saya (Opi) akan menjawab segala kegalauannya..(ini semua copyan chat dia ke saya via LINE tapi saya ketik jawabannya disini semua biar dia baca blog saya.hehe..)

Ms Fish : Kapan kita menentukan siap untuk menikah?
Opi  : Hmm, kapan ya, menurut pengalaman pribadiku sih saat hati ini yakin dengan orang yang menemani kita selama ini, kalau masih berpikir banyak orang yang lebih diluar sana, artinya kamu belum siap. Karena persoalan menikah bukan seperti pakai baju, bisa ganti-ganti seenaknya saat menemukan yang lebih nyaman dan menarik, satu lagi menikah bukan kayak lomba balap karung ya, siapa dulu-duluan sampe finish (menikah). Yah, aku sih berdoa juga minta petunjuk dari Tuhan, kalau kami berjodoh, tolong berikan kami jalan. Udah gitu aja.

Ms Fish : Terus gimana kamu bisa yakin itu ‘orangnya’?
Opi   : Tau itu orangnya ya karena dia pacarku, masa aku pacaran ama dia nikahnya sama pacar orang lain (ya gatau kasus orang beda-beda ya). Aku uda pacaran 4 tahun, keluarga juga sudah saling kenal, kami sudah berada di saling nyaman contohnya bisa kentut di depan pasangan. Dan kalau kamu berpikir ada yang lebih baik dari pasanganmu, ya jelas, juga pasti ada yang jauh lebih dari kamu. Jadi itu sih terserah kamu, ga bisa ditanya dan diukur sama seperti orang lain.

Ms Fish : Tujuan menikah saat ini itu apa?
Opi   : (dikasi opsi tapi ga saya cantumin) Kalau kami menikah karena memang sudah direncanakan dari setahun lalu ( baca : The Proposal). Tujuannya ya, membentuk keluarga yang bahagia, tidak terlepas juga karena memang sudah cukup umur, kami memikirkan untuk rencana ke depannya apa saja. Seperti punya anak, lanjut sekolah dan perencanaan financial kedepan. Aku sih dikasi contoh sama pacarku kalau umur 27 punya anak, 20 tahun lagi dia belum pensiun dan aku masih kuat bekerja jadi kami masih bisa membiayai kuliahnya. Ya, itu salah satu pertimbangan, masih banyak pertimbangan lainnya kok. Capek aku ngetiknya.

Ms Fish : Haruskah kita dekat dulu dengan keluarga calon suami sebelum menikah?
Opi   : Kalau aku jujur ya, karena aku LDR dengan pacarku dan orang tua pacarku tinggal beda pulau juga, jadi aku sangat amat jarang bertemu mereka. Meskipun adik-adiknya ada di Bali tapi aku juga jarang bertamu ke rumah mereka, aku pergi ke sana kalau pacarku pulang ke Bali aja. Menurutku kita tidak perlu berusaha berlebihan menjadi sangat amat dekat dengan keluarga calon suami, kenapa? Karena sebentar lagi kita akan menjadi keluarga, dan pelan-pelan akan saling mengenal satu sama lain. Bukannya aku bilang ga boleh deket dengan keluarga calon suami, boleh kok bagus lagi, tapi yang berlebihan dan terkesan fake itu yang aku pribadi ga suka. Aku lebih suka dikenal apa adanya aku oleh calon keluargaku nanti.

Ms Fish : Kalau LDR kapan baiknya menikah? Lalu kalau kamu hamil, gimana? Kan ga ada suami yang nungguin?
Opi  : Ga ada perbedaan khusus untuk LDR dan non LDR menurutku, saat kamu yakin dengan orang itu, udah nikah aja.hahhaha… Untuk nanti saat hamil ya, sebelumnya aku sudah berunding dengan pacarku kalau aku hamil nanti aku tetap di Bali dengan Ninik (oma) dan adik-adiknya, karena aku ingin dekat dengan ibuku, gapapa ga ditemenin mama mertua atau suami. Berusaha jadi bumil yang mandiri, semoga anakku nanti juga mandiri ga manying-manying..hehe.. karena itu permintaanku jadi aku tidak mempermasalahkan hal itu. Toh banyak banget yang hamil LDR kok jaman sekarang. Udah ah, lelah ngetik ini jawabin pertanyaanmu (tetep aja masih ngetik), nanti disambung lagi deh nanya-nanyanya ya…

Cukup sekian dulu perbincangan kami ya reader, ini murni pendapat pribadi saya yaa, kalau ada yang kurang berkenan, silakan. Masing-masing orang punya hak berpendapat kan? Menurut pendapat kalian, kapan kalian akan menikah?

Friday, October 14, 2016

HOW IS YOUR RELATIONSHIP?

“You’re one thing I’m sure of”

Ini merupakan postingan kedua saya yang menyangkut perasaan, sebenarnya saya tidak begitu pintar atau berpengalaman dalam masalah seperti ini. Tapi karena sering baca postingan, denger nasehat dari orang yang sudah pengalaman, dan tentunya pengalaman pribadi (gak mungkin saya posting kalau saya sendiri belum mengalaminya, rasanya seperti menghayal dan saya bukan ahlinya memberi advice yang saya belum pernah alami sendiri.) There’s no reason behind this post. Actually I just wanna share my thought with you of how a real relationship is.


Kali ini saya ingin bertanya kepada semua orang yang sedang menjalani atau bahkan baru ingin memulai suatu hubungan. Pernah gak terbersit di benak kalian, “Apa benar dia orangnya? Is he/she the one?” Dulu saat saya masih SMA, saya pernah punya pertanyaan yang saya simpan rapat-rapat, “Kenapa orang begitu yakin untuk menikah?” Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala saya mengenai suatu hubungan, “Bagaimana seandainya bila ada orang yang lebih dari pasangannya saat ini?” “Apa mereka pernah merasa ‘males’ terhadap pasangannya?” Pertanyaan itu saya simpan, karena malu dan merasa tidak sopan untuk bertanya hal itu kepada orang yang sudah menikah, hingga akhirnya saya menemukan jawabannya sendiri.

Jawaban dari semua pertanyaan saya adalah tergantung dari diri orang yang menjalani hubungan itu sendiri. Darimana muncul rasa yakin? Rasa yakin akan muncul seiring kita melalui hal bersama, tidak mungkin bila kalian langsung percaya pada orang yang kalian baru kenal apalagi yang belum pernah kalian liat wujud nyatanya-yang ada malah nanti seperti kasus penculikan akibat facebook- Orang yang bisa meyakinkan kalian kalau pasangan kalian tepat adalah diri kalian sendiri, bukan orang lain.

“Lalu bagaimana bila nanti ternyata ada orang yang lebih dari pasangan saya di luar sana menyukai saya?” Kurang atau lebih itu relative mbak/mas reader, hayo sekarang mikir dulu, orang yang kalian anggap lebih ganteng, kaya, baik akan ada lagi yang lebih dari dia, kalau mencari kekurangan orang memang gampang. Tuhan itu sangat luar biasa, beliau tidak mungkin menciptakan manusia sempurna-nanti malah hancur dunia-Sekarang tergantung bagaimana kalian bersyukur terhadap apa yang kalian punya, kalau kalian mencari yang lebih terus, ga akan ada habisnya!

Hal terakhir yang saya tanyakan, saya alami sendiri. Apakah saya pernah merasa ‘males’ dengan pasangan saya? Pernah! Terutama saat kami bertengkar, tapi apakah rasa 'males' akan tetap diam dalam hati saya? Tentu tidak! Bagi kalian yang baru menjalin hubungan, hanya ada rasa bahagia karena belum melihat kenyataan sepenuhnya. Kenyataan sepenuhnya dimulai saat kalian melewati beberapa bulan kebahagiaan yang semi fana, kenapa semi fana? karena umumnya saat awal pacaran masing-masing masih memakai ‘topeng’. Bulan berikutnya kalian akan mulai sadar dengan sifat asli pasangan, meskipun belum sepenuhnya juga asli tapi setidaknya lebih sedikit nyata daripada saat pedekate ataupun awal pacaran. Rasa kesal, males dan bosan akan mulai bermunculan, hingga dapat menimbulkan pertanyaan yang mendasar. “Apa dia memang benar untuk saya?”


Jawaban pertanyaan itu merupakan rangkuman semua hal yang saya sebutkan diatas. Yakinkan diri pada keputusan yang telah Anda pilih sebelumnya, akan selalu ada orang yang lebih dari dia dan juga akan selalu ada orang yang lebih dari Anda. Dia bukan orang yang sempurna begitu pula Anda. Bila Anda merusak komitmen hanya demi kesempurnaan, Anda salah besar. Karena siklus ini akan Anda alami kembali saat menjalani suatu hubungan baru. Hal terpenting dari semua itu adalah menerima pasangan apa adanya. Kalian mungkin tidak sempurna, tapi kalian bisa berusaha saling mencintai sesempurna mungkin. Cintai pasangan seperti Anda ingin dicintai olehnya.

Sunday, September 4, 2016

1178 km


“Distance is a reason to love harder”

Quotes ini memang sangat pas untuk saya dan pasangan saat ini. Ya, kami terpisah pulau, antara Jakarta- Bali. Hiks.. Sedih pasti, tapi demi masa depan yang lebih cerah kami mesti lebih kuat. Sebenernya saya uda biasa sih LDR karena pacar ditempat tugaskan di Lombok, tapi si doi biasanya pulang tiap hari Jumat malem 2 minggu sekali atau kalo kangennya kebangetan #eaa bisa pulang tiap minggu dianya. Nah kalo sekarang di Jakarta, ga mungkin lah bolak-balik tiap minggu, berapa duit tuh buat tiket pesawatnya. Hahaha..

Tantangan buat pacaran jarak jauh a.k.a LDR banyak banget pastinya. Hal-hal sepele yang mungkin dulunya ga ngaruh apa-apa sekarang malah bisa bikin masalah antara kita. Yang dulu mungkin nganggep waktu bersama itu biasa aja, kalo sekarang bener-bener menghargai waktu ketemu, bahkan menghindari terjadinya konflik karena sayang banget waktunya kebuang percuma buat berantem dan kesel-keselan #katapacar

Beberapa hal yang penting kita pegang selama menjalani LDR sih #menurutpengalaman

1.      Kepercayaan

Yah, ini hal utama atau dasar dalam membangun suatu hubungan. Bayangin deh kalo kalian pacaran tapi gak percaya sama pasangan masing-masing. Waspada boleh, takut kalo pasangan macem-macem, tapi jangan berlebihan juga kalo ga ada bukti yang mendukung. Nanti ujung-ujungnya saling tuduh., memangnya kalian lagi sidang di pengadilan-saling tuduh menuduh. Bakal jadi apa kalian berdua?


2.   Komunikasi

Ini nih yang sering digembar-gemborin sama orang-orang, “Kunci dari suksesnya suatu hubungan adalah komunikasi yang baik”. Yup, that’s rite komunikasi adalah suatu hal yang krusial di dalam suatu hubungan, komunikasi yang dimaksud adalah meluangkan waktu kita beberapa jam dalam sehari untuk menghubungi pasangan. Coba bayangin kalo kalian ga menghubungi pasangan dalam sehari, apa ga ada yang terasa kurang? Sesibuk-sibuknya kalian, tetap jagalah perasaan pasangan masing-masing. Mereka mungkin ingin sekali menelpon atau video call dengan kalian, tapi karena takut mengganggu, mereka menunggu kalian menghubungi duluan. Jika tidak bisa menelpon, setidaknya kirim sms, bbm atau line, "Hai sayang, lagi apa? Kamu sudah makan?" Itu akan sangat berarti buat doi.


3.      Egoisme

Bagi beberapa orang yang sok idealis kayak saya, pasti egoisnya dibawa-bawa. Entah keras kepala, ga mau dengerin nasehat pasangan, ngerasa bener sendiri atau apalah yang lain. Tapi inget, pacaran itu menyatukan dua orang, dua kepala dan dua kepribadian. Nah apalagi sedang jauh-jauhnya, plis jangan egois, redam dulu egoisnya. Relationship is a game for two, rite? It ain’t only you, but us. Tapi jujur saya masih belajar sih buat ini #harapmaklum




4.      Komitmen

Ini hal terakhir yang saya bahas, karena ini adalah hal yang terpenting melandasi berlanjutnya suatu hubungan lebih jauh. Komunikasi udah lantjar djaya, uda saling percaya, gak egois lagi, tapi kalo hatinya loncat sana-sini, buat apa? Rugi banget ngejalanin hubungan sama orang yang ga punya komitmen. Orang yang LDR pasti mengalami banyak godaan, kalo iman ga kuat, sudah pasti, bubar jalan. Mending ga usah pacaran daripada berkorban waktu dan perasaan.


Jadi buat yang lagi pacaran jarak jauh maupun dekat, tolong jaga baik-baik dirimu dulu, sebelum memantaskan diri untuknya